Kamis, 25 Januari 2018

TUGAS BAHASA INDONESIA UAS AAK BORLES






IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERESIA COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN WATER PUREFIER ( PEMURNI AIR) DI INTAN SARI 2018






DISUSUN OLEH: 
NAMA                      :  YULIANI FARIDA 
SEMESTER              : 1A 
NIM                          : AK917081





1.      PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Air yang dibutuhkan manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan minum. Air juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit. Air merupakan media dan lingkungan yang baik untuk kehidupan mikroorganisme baik itu mikroorganisme patogen maupun non patogen, oleh karenanya timbul pengertian apa yang disebut water borne disease.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif.4,5 Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli. Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh industri melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat.
Pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat sudah banayk mengonsumsi air minum isi ulang yang ada didepot-depot. Berbagai penelitian sebelumnya di berbagai kota besar di Indonesia, menunjukkan AMIU kurang aman atau terkontaminasi dengan bakteri yang dapat merugikan kesehatan manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Institute Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa sebagian besar produk air minum dihasilkan oleh DAMIU tidak memenuhi standar industri air minum dalam kemasan. Penelitian dilakukan dibeberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya. Hasil penelitian didua lembaga ini menunjukan bahwa air minum isi ulang terkontaminasi bakteri Coliform, E. Coli, salmonella, dan bahkan sampel air terdeteksi mengandung logam berat kadmonium. Mengingat semakin banyaknya penggunaan dan pemanfaatan AMIU untuk kebutuhan vital masyarakat dan adanya indikasi kurang amannya AMIU di beberapa kota besar di Indonesia, maka perlu adanya pengawasan atau monitor serta pengujian.
Oleh sebab itu saya mengambil penelitian ini karena belum ada penelitian tentang air minum isi ulang dengan Water Purufier. Water Purefier (Pemurni Air) adalah pengolahan minuman dengan teknologi modern dan canggih yang dapat menghasilkan air minum tanpa dimasak. Produk ini diyakini dapat mengilangan bakteri, kuman, dan parasit. Berbagai hal dan kondisi tersebut, menjadi landasan utama yang melatar belakangi untuk melakukan penelitian tentang identifikasi bakteri pada air minum isi ulang yang menggunakan Water Purefier ( Pemurni Air) yang ada di Intan Sari

1.2       RUMUSAN MASALAH
a.       Apa jenis bakteri yang terdapat diair minum isi ulang?
b.      Apa itu bakteri Escheresia Coli?
c.       Bagaimana persyaratan kualitas air minum isi ulang?
d.      Apa itu air minum  dengan Water Purefier ( Pemurni Air)?

1.3       TUJUAN PENULISAN
A.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang dengan Water Purefire (Pemurni Air) di Intan Sari Banjar Baru,
B.     Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui jenis bakteri diair minum isi ulang.
b.      Untuk mengetahui cemaran Escheresia Coli di air minum isi ulang.
c.       Untuk mengetahui persyaratan kualitas air minum isi ulang.
d.      Untuk mengetahui air minum dengan Water Purefier ( Pemurni air)

2.      TINJAUAN TEORI
2.1       BAKTERI
2.1.1   Definisi
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai  intron dan hanya tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004) .
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah 
a.    Sumber energi, yang diperlukan untuk reaksi – reaksi sintesis yang           membutuhkan energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan  keseimbangan cairan, gerak  dan sebagainya.
b.    Sumber karbon
c.    Sumber nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam  nukleat.
d.   Sumber garam-garam anorganik, khususnya folat dan sulfat sebagai anion ; dan potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
e.    Bakteri-bakteri tertentu membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan,    disebut juga vitamin bakteri, dalam jumlah sedikit untuk sintesis metabolik  esensial (Koes Irianto, 2006).

2.1.2   Klasifikasi Bakteri 
Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif.
A.    Bakteri Gram-negatif
Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea). Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan binatang.
a.       Pseudomonas, Acinobacter
b.      Vibrio Campylobacter, Helicobacter
c.       Haemophilus , Bordetella, dan Brucella
d.      Hemophilis influenza tipe b
e.       Yersinia, Franscisella dan Pasteurella.

B.     Bakteri Gram-positif
Bakteri gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan Clostridium.  Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Basillus bersifat aerob, sedangkan Clostridium bersifat anaerob obligat.
a.       Corynebacterium,Listeria,Propionibacterium, Actinomycetes.
b.      Lactobasillus
c.       Staphylococcus
d.      Streptococcus

2.2       BAKTERI  ESCHERICHIA COLI
Bakteri E. coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif, bentuk batang, memilki ukuran 2,4 mikro 0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak berspora, positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa  (Greenwood et al., 2007).  Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas membran luar, peptidoglikan dan membran dalam. Peptidoglikan yang terkandung dalam bakteri gram negatif memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan gram positif. Membran luarnya terdiri dari lipid, liposakarida dan protein. Peptidoglikan berfungsi mencegah sel lisis, menyebabkan sel kaku dan memberi bentuk kepada sel (Purwoko, 2007).  Bakteri E. coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia. Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat – sifat virulensinya dan setiap golongan menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda, antar lain:
a.       Enterotoksigenik E. coli (ETEC)
Enterotoksigenik merupakan penyebab paling umum dari diare pada wisatawan (Travellers Diarrhea) dan diare pada bayi di negara berkembang. Ada dua macam eksotoksin yang dihasilkan dari E. coli yaitu: (1) Limfotoksin dikeluarkan bawah kendali genetik plasmid. (2) Sitotoksin yang berada di bawah kendali kelompok plasmid heterogen. Strain yang menghasilkan kedua toksin tersebut menyebabkan diare yang lebih berat (Brooks et al., 2008).
b.      Enteroinvasif E. coli (EIEC)
Menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis. Sering terjadi pada anak – anak di negara berkembang dan wisatawan yang menuju negara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus (Brooks et al., 2008).
c.       Enteropatogenik E. coli (EPEC)
Enteropatogenik mengacu pada serotipe E. coli tertentu yang pertama dicurigai dalam studi epidemiologi pada 1940-an dan 1950-an sebagai penyebab epidemi dan sporadis diare pada anak-anak (Frankel G. et al, 2002).  

d.      Enterohemoragik E. coli (EHEC)
Sedangkan EHEC dianggap sebagai patogen zoonosis baru yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut dan hemoragik kolitis dengan komplikasi ginjal dan neurologis sebagai akibat dari translokasi Shiga toksin (Stx 1 dan Stx 2) di usus.

2.3       AIR MINUM
Air minum merupakan air yang tanpa atau melalui proses pengolahan yang memenuhi syrata kesehatan dan dapat langsung diminum. Air yang dapata diminum yaitu air yang bebas dari bakteri yang berbahay dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus jernih, tidak berarna, tidak berbau, Selain itu, air minum merupakan air yang dapat langsung diminum langsung tanpa dimasak terlebih dahulu. Sedangkan air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari  yang memenuhi syrat kesehatan dapan dapat diminum setelah dimasak terlebih dahulu. Air yang terkontaminasi oleh oraganisme patogen dapat menjadi penyebab menyebarnya penyakit infeksi. Sumber dari terdapatnya patogen dalam air adalah karena terjadinya kontaminasi fekal
Dalam peraturan menteri kesehatan ditetapkan bahwa syarat air minum yang sehat adalah memenuhi syarat fisika, mikrobiologi, kimia, dan radiaktif. Air minum yang ideal harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung kuman patogen. Pada hakikatnya persyaratan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air.

2.3.1        Persyaratan Kualitas Air Minum

Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya pun harus memenuhi standart yang berlaku. Untuk pengelolaan air minum, harus diperiksa kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, air baku belum tentu memenuhi standart, maka sering dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standart air minum. Kualitas air yang digunakan sebagai ai minum sebaiknya memenuhi persyaratan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 meliputi:



2.3.2 Air Minum Isi Ulang
    Kebutuhan masyarakat terhadap air minum kian meningkat seiring dengan pesatanya pertumbuha penduduk. Selama ini sebagian besar kebutuhan air minum dipenuhi dari sumber air tanah atau air bersih yang bersala dari air permukaan yang diolah oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM). Karena semakin rendahnya kualitas air sumur, sementara PDAM juga belum mampu memasok air bersih dengan jumlah dan kualitas cukup, pemakaian air minum dalam kemasan (AMDK) meningkat tajam terutama dikalangan masyarakat menegah atas. Hal ini karena air minum ini dianggap lebih praktis  dan higienis oleh sebagian masyarakat.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah produksi air minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang pesat diseluruh Indonesia terutama di perkotaan seiring dengan pertumbuhan industri air dalam kemasan. Awalnya usaha air minum isi ulang hanya berupa galon yang ada didepot-depot, sekarang teknologi sudah canggih sudah ada produk pemurni air (water purefier). Banyak masyarakat yang mengonsumsi minuman dengan teknik ini.

2.4            Air Minum dengan Water Purefier ( Pemurni Air)
Water Purefier (Pemurni Air) pengolahan minuman dengan teknologi modern dan canggih yang dapat menghasilkan air minum yang terlindungi dari kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. Air yang dihasilkan dapat langsung diminum tanpa perlu dimasak. Water Purefier (Pemurni Air) menghilangkan virus, bakteri dan parasit berbahaya serta menghilangkan kotoran di dalam air; sehingga air yang dihasilkan jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami. Water Purefier (Pemurni Air) berfungsi untuk memurnikan air sehingga menghasilkan air siap minum, aman untuk dikonsumsi serta bebas segala kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit, tanpa menggunakan gas dan listrik.
Cara Kerja Water Purefier (pemurni air). Proses kerja pemurnian air dibagi ke dalam 4 tahap yaitu:
1.       Tahap 1: Saringan Serat Mikro – menghilangkan semua kotoran yang terlihat
2.       Tahap 2: Filter Karbon Aktif – menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya
3.       Tahap 3: Prosesor Pembunuh Kuman – menghilangkan bakteri dan virus berbahaya dalam air
4.       Tahap 4: Penjernih – menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dengan rasa yang alami

3.           PEMBAHASAN
3.1          Bakteri
               Berdasarkan dasar Teori yang diperoleh Bakteri adalah organisme prokariotik, organisme prokariotik adalah organisme ber sel satu yang tidak memiliki membran inti. Bakteri adalah organisme yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Bakteri terbagi menjadi 2 yaitu bakteri gram negati dan bakteri gram positif. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang berbahaya sedangkan bakteri gram positif adalah bakteri yang tidak berbahaya. Banyak bakteri gram negatif yang sering ditemukan diantaranya adalah Salmonella Typi dimana bakteri ini menyebabkan demam typoid dan  escheresia coli menyebabkan diare. Bakteri gram positif adalah bakteri yang tidak berbahaya diantaranya adalah Lactobasillus, dalam produksi makan bakteri ini membantu proses fermentasi yogurt, keju, acar serta dalam terapi bakteri ini berfungsi sebagai anti kanker dan anti tumor.
3.2   Bakteri Escheresia Coli
Bakteri Escheresia Coli adalah bakteri gram negatif, bakteri gram negatif adalah bakteri yang cukup berbahaya. Pada umumnya, bakteri e coli sudah ada didalam tubuh manusia yaitu diusus besar. Bakteri ini berfungsi membantu pembusukkan sisa sisa pencernaan makanan di usus besar sehingga terbentuk feses dan memproduksi vitamin K. Bakteri E Coli berbahaya apabila berlebihan didalam tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan diare. Bakteri E.Coli yang berbahaya masuk kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi E Coli, kontak langsung dari orang ke orang dan kontak dengan binatang. Klasifikasi bakteri berdasarkan ciri khas sifat-sifatnya menurut..... terbagi menjadi 4, pertama enterotoksigenik adalah  Enterotoksin yang aktivitasnya memengaruhi usus halus, sehingga umumnya menyebabkan sekresi cairan secara berlebihan ke dalam rongga usus, menyebabkan diare dan muntah-muntah. Kedua enteroinvansif bersifat menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus, ketiga enteropatogenik dimana bakteri ini bersifat patogen atau parasit didalam usus, keempat enterohemoragik bersifat menyebabkan pendarahan diusus.
3.3  Air Isi Ulang
Kualitas air minum yang man dikonsumsi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 terbagi menjadi beberapa parameter, parameter yang pertama yng berhubungan dengan kesehatan yaitu parameter mikrobiologi dan parameter kimia an-organik. Persyraratan air minum yang aman dikonsumsi berdasarkan Parameter mikrobiologi yang ditemukannya bakteri E coli dan kaliform. Pada parameter kimia an-organik kandungan arsen, floride, total kromium, kadmium, nitrit, nitrat, sianida dan silium tidak boleh melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan. Parameter yang kedua adalah parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan pertama parameter fisik,  air yang baik yaitu tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, tidak keruh, suhu normal -+ 3o C. Kedua parameter kimiawi seperti aluminium, besi, kesadahan, khlorida, mangan dan pH tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditentukan, apabila melebihi air tersebut tidak layak dikonsumsi
3.4        Air Minum dengan Water Purefier ( Pemurni Air)
Water Purefier (Pemurni Air) pengolahan minuman dengan teknologi modern dan canggih yang dapat menghasilkan air minum yang terlindungi dari kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.  Air yang digunakan dalam  alat ini adalah air mentah yang biasa kita gunkan untuk minum. Alat ini diyakini dapat menghilangkan virus, bakteri dan parasit berbahaya serta menghilangkan kotoran di dalam air; sehingga air yang dihasilkan jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami. Water Purefier. Cara kerja alat ini melalui 4 tahap yaitu  tahap 1: Saringan Serat Mikro menghilangkan semua kotoran yang terlihat didalam air.  tahap 2 filter  karbon  aktif   menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya lainnya, tahap 3 prosesor yaitu membunuh kuman kuman dan menghilangkan  bakteri dan virus berbahaya dalam air tahap 4 menjernih kan dan menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dengan rasa yang alami dan air terbut siap untuk diminum.

 

4             PENUTUP
4.1     KESIMPULAN
1.      Bakteri
Jenis bakteri yang terdapat diair minum isi ulang adalah bakteri escheresia coli.
2.      Bakteri Escheresia Coli
Bakteri Escheresia Coli adalah bakteri yang secara alami sudah ada didalam usus besar manusia, e coli yang berlebihan didalam usus dapat berbahaya untuk kesehatan. E Coli masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan, minumaan, kontak dari orang keorang dan binatang yang terkontaminasi.

3.      Air Minum
Persyaratan air Minum yang aman dikomsumsi terbagi menjadi 2 parameter yaitu parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan (meliputi parameter mikrobiologi dan kimia an-organik) dan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan (meliputi parameter fisik dan parameter kimiawi).
4.      Water Purefier
Water Purefier (Pemurni Air) adalah teknologi cangih dan modern yang dapat menghasilkan air minum tanpa dimasak. Proses pengolahan air minum ini melalui 4 tahap yaitu, Saringan Serat Mikro, Filter Karbon Aktif, Prosesor Pembunuh Kuman dan Penjernih.
4.2    SARAN
1.      Konsumen sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih produk Water Purefier ( Pemurni Air) alat tersebut harus mendapa sertifikasi dan hasil air minum yang diolah di alat tersebut harus benar-benar lulus uji bakterioligi.
2.      Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah seyogyanya pengonsumsi air minum dengan Water Purefier (Pemurni Air) mewajibkan untuk memeriksakan produknya ke laboratorium yang yang telah di akreditasi minimal tiap 3 bulan untuk parameter biologi dan 6 bulan untuk parameter kimia, kemudian malaporkan hasilnya.
3.      Untuk mencegah kontaminasi Escheresia Coli alat Pemurni Air melakukan proses sterilisasi yang sesuai standart kesehatan kualitas air minum.






DAFTAR PUSTAKA

Brooks et al., 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30 Desember 2017.
Frankel G. et al, 2002. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30 Desember 2017
Greenwood et al., 2007.  Mikrobiologi kedokteran edisi  23. Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30Desember 2017
Jawets, 2004. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30 Desember 2017
Koets Irianto, 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya. Diakses tanggal 30 Desember 2017
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Persyaratan Kualitas Air Minum. PERMENKES RI/NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010.Departemen Kesehatan RI. 2010. Diakses tanggal 30 Desember 2017.
Purwoko, 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara. Diakses tanggal 30 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS KULIAH

APA ITU MALARIA!! BAGAIMANA CARA PENCEGAHANNYA!!! Malaria adalah   penyakit yang tidak awam lagi didengar oleh masyarakat. Malaria a...