IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERESIA
COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN WATER PUREFIER ( PEMURNI AIR) DI INTAN
SARI 2018
DISUSUN
OLEH:
NAMA : YULIANI FARIDA
SEMESTER :
1A
NIM :
AK917081
1.
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya
bagi kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Air yang dibutuhkan
manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan memasak,
mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan minum. Air
juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit. Air merupakan media dan
lingkungan yang baik untuk kehidupan mikroorganisme baik itu mikroorganisme
patogen maupun non patogen, oleh karenanya timbul pengertian apa yang disebut
water borne disease.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif.4,5 Parameter wajib penentuan kualitas
air minum secara mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia
coli. Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di
kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi
air minum dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis.
AMDK diproduksi oleh industri melalui proses otomatis dan disertai dengan
pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat.
Pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat sudah banayk
mengonsumsi air minum isi ulang yang ada didepot-depot. Berbagai penelitian
sebelumnya di berbagai kota besar di Indonesia, menunjukkan AMIU kurang aman
atau terkontaminasi dengan bakteri yang dapat merugikan kesehatan manusia. Penelitian
yang dilakukan oleh Institute Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) menyatakan bahwa sebagian besar produk air minum dihasilkan oleh
DAMIU tidak memenuhi standar industri air minum dalam kemasan. Penelitian
dilakukan dibeberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya.
Hasil penelitian didua lembaga ini menunjukan bahwa air minum isi ulang
terkontaminasi bakteri Coliform, E. Coli, salmonella, dan bahkan sampel air
terdeteksi mengandung logam berat kadmonium. Mengingat semakin banyaknya
penggunaan dan pemanfaatan AMIU untuk kebutuhan vital masyarakat dan adanya
indikasi kurang amannya AMIU di beberapa kota besar di Indonesia, maka perlu
adanya pengawasan atau monitor serta pengujian.
Oleh sebab itu saya mengambil penelitian ini karena belum
ada penelitian tentang air minum isi ulang dengan Water Purufier. Water
Purefier (Pemurni Air) adalah pengolahan minuman dengan teknologi modern dan
canggih yang dapat menghasilkan air minum tanpa dimasak. Produk ini diyakini
dapat mengilangan bakteri, kuman, dan parasit. Berbagai hal dan kondisi
tersebut, menjadi landasan utama yang melatar belakangi untuk melakukan
penelitian tentang identifikasi bakteri pada air minum isi ulang yang
menggunakan Water Purefier ( Pemurni Air) yang ada di Intan Sari
1.2
RUMUSAN
MASALAH
a.
Apa
jenis bakteri yang terdapat diair minum isi ulang?
b.
Apa itu
bakteri Escheresia Coli?
c.
Bagaimana
persyaratan kualitas air minum isi ulang?
d.
Apa itu
air minum dengan Water Purefier (
Pemurni Air)?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
A.
Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui kualitas air minum isi ulang dengan Water Purefire (Pemurni Air) di
Intan Sari Banjar Baru,
B.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mengetahui jenis bakteri diair minum isi ulang.
b.
Untuk
mengetahui cemaran Escheresia Coli di air minum isi ulang.
c.
Untuk
mengetahui persyaratan kualitas air minum isi ulang.
d.
Untuk
mengetahui air minum dengan Water Purefier ( Pemurni air)
2.
TINJAUAN
TEORI
2.1
BAKTERI
2.1.1
Definisi
Bakteri adalah salah satu golongan organisme
prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu
memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat
khusus ( nukleus ) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah
sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson saja.
Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang
berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004) .
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri adalah
a.
Sumber
energi, yang diperlukan untuk reaksi – reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan
dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan
cairan, gerak dan sebagainya.
b.
Sumber
karbon
c.
Sumber
nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
d.
Sumber
garam-garam anorganik, khususnya folat dan sulfat sebagai anion ; dan potasium,
sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
e.
Bakteri-bakteri
tertentu membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan, disebut juga vitamin bakteri, dalam jumlah
sedikit untuk sintesis metabolik esensial
(Koes Irianto, 2006).
2.1.2
Klasifikasi
Bakteri
Untuk memahami beberapa kelompok organisme,
diperlukan klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang
efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan
kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi
bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri
Gram-negatif.
A.
Bakteri
Gram-negatif
Bakteri
Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea). Bakteri gram negatif
berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan binatang.
a.
Pseudomonas,
Acinobacter
b.
Vibrio
Campylobacter, Helicobacter
c.
Haemophilus
, Bordetella, dan Brucella
d.
Hemophilis
influenza tipe b
e.
Yersinia,
Franscisella dan Pasteurella.
B.
Bakteri
Gram-positif
Bakteri
gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan Clostridium. Kedua spesies ini terdapat dimana-mana,
membentuk spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun.
Spesies Basillus bersifat aerob, sedangkan Clostridium bersifat anaerob
obligat.
a.
Corynebacterium,Listeria,Propionibacterium,
Actinomycetes.
b.
Lactobasillus
c.
Staphylococcus
d.
Streptococcus
2.2
BAKTERI ESCHERICHIA COLI
Bakteri E. coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif,
bentuk batang, memilki ukuran 2,4 mikro 0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak
berspora, positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa (Greenwood et al., 2007). Dinding sel bakteri gram negatif tersusun
atas membran luar, peptidoglikan dan membran dalam. Peptidoglikan yang
terkandung dalam bakteri gram negatif memiliki struktur yang lebih kompleks
dibandingkan gram positif. Membran luarnya terdiri dari lipid, liposakarida dan
protein. Peptidoglikan berfungsi mencegah sel lisis, menyebabkan sel kaku dan
memberi bentuk kepada sel (Purwoko, 2007).
Bakteri E. coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di
seluruh dunia. Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat – sifat
virulensinya dan setiap golongan menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang
berbeda, antar lain:
a.
Enterotoksigenik
E. coli (ETEC)
Enterotoksigenik
merupakan penyebab paling umum dari diare pada wisatawan (Travellers Diarrhea)
dan diare pada bayi di negara berkembang. Ada dua macam eksotoksin yang
dihasilkan dari E. coli yaitu: (1) Limfotoksin dikeluarkan bawah kendali
genetik plasmid. (2) Sitotoksin yang berada di bawah kendali kelompok plasmid
heterogen. Strain yang menghasilkan kedua toksin tersebut menyebabkan diare
yang lebih berat (Brooks et al., 2008).
b.
Enteroinvasif
E. coli (EIEC)
Menyebabkan
penyakit yang mirip dengan shigellosis. Sering terjadi pada anak – anak di
negara berkembang dan wisatawan yang menuju negara tersebut. EIEC menimbulkan
penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus (Brooks et al., 2008).
c.
Enteropatogenik
E. coli (EPEC)
Enteropatogenik
mengacu pada serotipe E. coli tertentu yang pertama dicurigai dalam studi
epidemiologi pada 1940-an dan 1950-an sebagai penyebab epidemi dan sporadis
diare pada anak-anak (Frankel G. et al, 2002).
d.
Enterohemoragik
E. coli (EHEC)
Sedangkan
EHEC dianggap sebagai patogen zoonosis baru yang dapat menyebabkan
gastroenteritis akut dan hemoragik kolitis dengan komplikasi ginjal dan
neurologis sebagai akibat dari translokasi Shiga toksin (Stx 1 dan Stx 2) di
usus.
2.3
AIR
MINUM
Air minum merupakan air yang tanpa atau melalui proses
pengolahan yang memenuhi syrata kesehatan dan dapat langsung diminum. Air yang
dapata diminum yaitu air yang bebas dari bakteri yang berbahay dan
ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus jernih, tidak berarna, tidak
berbau, Selain itu, air minum merupakan air yang dapat langsung diminum
langsung tanpa dimasak terlebih dahulu. Sedangkan air bersih merupakan air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang memenuhi syrat kesehatan dapan dapat diminum setelah dimasak
terlebih dahulu. Air yang terkontaminasi oleh oraganisme patogen dapat menjadi
penyebab menyebarnya penyakit infeksi. Sumber dari terdapatnya patogen dalam
air adalah karena terjadinya kontaminasi fekal
Dalam peraturan menteri kesehatan ditetapkan bahwa syarat
air minum yang sehat adalah memenuhi syarat fisika, mikrobiologi, kimia, dan
radiaktif. Air minum yang ideal harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak mengandung kuman patogen. Pada hakikatnya persyaratan ini
dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air.
1
2
3
4
5
6
2.3.1
Persyaratan Kualitas Air Minum
Penyediaan air bersih, selain kualitasnya,
kuantitasnya pun harus memenuhi standart yang berlaku. Untuk pengelolaan air
minum, harus diperiksa kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada
masyarakat. Sebab, air baku belum tentu memenuhi standart, maka sering
dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standart air minum. Kualitas air yang
digunakan sebagai ai minum sebaiknya memenuhi persyaratan Menteri Kesehatan RI
No 492/Menkes/Per/IV/2010 meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6.1
2.3.2 Air Minum Isi Ulang
Kebutuhan masyarakat terhadap air minum
kian meningkat seiring dengan pesatanya pertumbuha penduduk. Selama ini
sebagian besar kebutuhan air minum dipenuhi dari sumber air tanah atau air
bersih yang bersala dari air permukaan yang diolah oleh Perusahan Daerah Air
Minum (PDAM). Karena semakin rendahnya kualitas air sumur, sementara PDAM juga
belum mampu memasok air bersih dengan jumlah dan kualitas cukup, pemakaian air
minum dalam kemasan (AMDK) meningkat tajam terutama dikalangan masyarakat
menegah atas. Hal ini karena air minum ini dianggap lebih praktis dan higienis oleh sebagian masyarakat.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air
minum adalah produksi air minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang
pesat diseluruh Indonesia terutama di perkotaan seiring dengan pertumbuhan
industri air dalam kemasan. Awalnya usaha air minum isi ulang hanya berupa
galon yang ada didepot-depot, sekarang teknologi sudah canggih sudah ada produk
pemurni air (water purefier). Banyak masyarakat yang mengonsumsi minuman dengan
teknik ini.
2.4
Air
Minum dengan Water Purefier ( Pemurni Air)
Water Purefier (Pemurni Air) pengolahan
minuman dengan teknologi modern dan canggih yang dapat menghasilkan air minum
yang terlindungi dari kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. Air yang
dihasilkan dapat langsung diminum tanpa perlu dimasak. Water Purefier (Pemurni
Air) menghilangkan virus, bakteri dan parasit berbahaya serta menghilangkan
kotoran di dalam air; sehingga air yang dihasilkan jernih, tidak berbau dengan
rasa yang alami. Water Purefier (Pemurni Air) berfungsi untuk
memurnikan air sehingga menghasilkan air siap minum, aman untuk dikonsumsi
serta bebas segala kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit, tanpa
menggunakan gas dan listrik.
Cara
Kerja Water Purefier (pemurni air). Proses kerja pemurnian air dibagi ke
dalam 4 tahap yaitu:
1.
Tahap 1: Saringan Serat Mikro – menghilangkan semua
kotoran yang terlihat
2.
Tahap 2: Filter Karbon Aktif – menghilangkan pestisida
dan parasit berbahaya
3.
Tahap 3: Prosesor Pembunuh Kuman – menghilangkan
bakteri dan virus berbahaya dalam air
4.
Tahap 4: Penjernih – menghasilkan air yang jernih,
tidak berbau, dengan rasa yang alami
3.
PEMBAHASAN
3.1
Bakteri
Berdasarkan
dasar Teori yang diperoleh Bakteri adalah organisme prokariotik, organisme
prokariotik adalah organisme ber sel satu yang tidak memiliki membran inti.
Bakteri adalah organisme yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
kasat mata. Bakteri terbagi menjadi 2 yaitu bakteri gram negati dan bakteri
gram positif. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang berbahaya sedangkan
bakteri gram positif adalah bakteri yang tidak berbahaya. Banyak bakteri gram
negatif yang sering ditemukan diantaranya adalah Salmonella Typi dimana bakteri
ini menyebabkan demam typoid dan
escheresia coli menyebabkan diare. Bakteri gram positif adalah bakteri
yang tidak berbahaya diantaranya adalah Lactobasillus, dalam produksi makan bakteri
ini membantu proses fermentasi yogurt, keju, acar serta dalam terapi bakteri
ini berfungsi sebagai anti kanker dan anti tumor.
3.2 Bakteri
Escheresia Coli
Bakteri Escheresia Coli adalah bakteri gram negatif,
bakteri gram negatif adalah bakteri yang cukup berbahaya. Pada umumnya, bakteri
e coli sudah ada didalam tubuh manusia yaitu diusus besar. Bakteri ini
berfungsi membantu pembusukkan sisa sisa pencernaan makanan di usus besar
sehingga terbentuk feses dan memproduksi vitamin K. Bakteri E Coli berbahaya
apabila berlebihan didalam tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan diare. Bakteri
E.Coli yang berbahaya masuk kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi E Coli, kontak langsung dari orang ke orang dan kontak dengan
binatang. Klasifikasi bakteri berdasarkan ciri khas sifat-sifatnya menurut.....
terbagi menjadi 4, pertama enterotoksigenik adalah Enterotoksin
yang aktivitasnya memengaruhi usus halus, sehingga umumnya menyebabkan sekresi cairan secara
berlebihan ke dalam rongga usus, menyebabkan diare
dan muntah-muntah. Kedua enteroinvansif bersifat menimbulkan penyakit melalui
invasinya ke sel epitel mukosa usus, ketiga enteropatogenik dimana bakteri ini
bersifat patogen atau parasit didalam usus, keempat enterohemoragik bersifat
menyebabkan pendarahan diusus.
3.3
Air Isi Ulang
Kualitas air minum yang man dikonsumsi menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 terbagi menjadi beberapa
parameter, parameter yang pertama yng berhubungan dengan kesehatan yaitu
parameter mikrobiologi dan parameter kimia an-organik. Persyraratan air minum
yang aman dikonsumsi berdasarkan Parameter mikrobiologi yang ditemukannya
bakteri E coli dan kaliform. Pada parameter kimia an-organik kandungan arsen,
floride, total kromium, kadmium, nitrit, nitrat, sianida dan silium tidak boleh
melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan. Parameter yang kedua adalah
parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan pertama parameter
fisik, air yang baik yaitu tidak berbau,
tidak berwarna, tidak berasa, tidak keruh, suhu normal -+ 3o C. Kedua parameter
kimiawi seperti aluminium, besi, kesadahan,
khlorida, mangan dan pH tidak
boleh melebihi batas maksimum yang ditentukan, apabila melebihi air tersebut
tidak layak dikonsumsi
3.4 Air Minum dengan Water Purefier ( Pemurni
Air)
Water Purefier (Pemurni Air) pengolahan
minuman dengan teknologi modern dan canggih yang dapat menghasilkan air minum
yang terlindungi dari kuman berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. Air yang digunakan dalam alat ini adalah air mentah yang biasa kita
gunkan untuk minum. Alat ini diyakini dapat menghilangkan virus, bakteri dan
parasit berbahaya serta menghilangkan kotoran di dalam air; sehingga air yang
dihasilkan jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami. Water Purefier. Cara
kerja alat ini melalui 4 tahap yaitu tahap 1: Saringan Serat Mikro menghilangkan
semua kotoran yang terlihat didalam air.
tahap 2 filter karbon aktif menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya
lainnya, tahap 3 prosesor yaitu membunuh kuman kuman dan menghilangkan bakteri dan virus berbahaya dalam air tahap 4
menjernih kan dan menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dengan rasa yang
alami dan air terbut siap untuk diminum.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
1.
Bakteri
Jenis
bakteri yang terdapat diair minum isi ulang adalah bakteri escheresia coli.
2.
Bakteri
Escheresia Coli
Bakteri
Escheresia Coli adalah bakteri yang secara alami sudah ada didalam usus besar
manusia, e coli yang berlebihan didalam usus dapat berbahaya untuk kesehatan. E
Coli masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan, minumaan, kontak dari orang
keorang dan binatang yang terkontaminasi.
3.
Air
Minum
Persyaratan
air Minum yang aman dikomsumsi terbagi menjadi 2 parameter yaitu parameter yang
berhubungan langsung dengan kesehatan (meliputi parameter mikrobiologi dan kimia
an-organik) dan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
(meliputi parameter fisik dan parameter kimiawi).
4.
Water
Purefier
Water
Purefier (Pemurni Air) adalah teknologi cangih dan modern yang dapat
menghasilkan air minum tanpa dimasak. Proses pengolahan air minum ini melalui 4
tahap yaitu, Saringan Serat Mikro, Filter Karbon Aktif, Prosesor Pembunuh Kuman dan
Penjernih.
4.2 SARAN
1.
Konsumen sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih
produk Water Purefier ( Pemurni Air) alat tersebut harus mendapa sertifikasi dan
hasil air minum yang diolah di alat tersebut harus benar-benar lulus uji
bakterioligi.
2.
Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah seyogyanya
pengonsumsi air minum dengan Water Purefier (Pemurni Air) mewajibkan untuk
memeriksakan produknya ke laboratorium yang yang telah di akreditasi minimal
tiap 3 bulan untuk parameter biologi dan 6 bulan untuk parameter kimia,
kemudian malaporkan hasilnya.
3.
Untuk mencegah kontaminasi Escheresia Coli alat
Pemurni Air melakukan proses sterilisasi yang sesuai standart kesehatan
kualitas air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks et al.,
2008. Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30 Desember 2017.
Frankel G. et al, 2002. Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30 Desember 2017
Greenwood et al., 2007. Mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta: Salemba Medika. Diakses
tanggal 30Desember 2017
Jawets, 2004. Mikrobiologi kedokteran.
Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 30 Desember 2017
Koets Irianto, 2006. Mikrobiologi.
Bandung: Yrama Widya. Diakses tanggal 30 Desember 2017
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Persyaratan
Kualitas Air Minum. PERMENKES RI/NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010.Departemen
Kesehatan RI. 2010. Diakses tanggal 30 Desember 2017.
Purwoko, 2007. Fisiologi Mikroba.
Jakarta: Bumi Aksara. Diakses tanggal 30 Desember 2017